Saturday, August 07, 2010

Maaf dan Maklum

Beberapa hari belakangan ini saya seringkali mendengar kalimat :

" Aduh, maaf. Namanya manusia mah banyak lupa "
" Maklum nya neng "
" Aduh.. da gimana lagi, gak ada yg kenal lagi disini, mau minta tolong sama siapa? "

dll.. dl...

Jika kita menilai kembali diri kita, seberapa banyak kita minta maaf kepada orang lain, seberapa sering kita mengharap maklum dari orang lain.

Berucap maaf sangatlah baik , tetapi berharap dimaklumi orang lain mungkin hal yang harus kita perbaiki.

Apakah kita benar-benar meminta maaf ? 

Seorang ustadz pernah bercerita , beberapa anggota dewan DPR RI , team relawan MER-C mengunjungi Palestina . Kunjungan itu juga sekaligus menghadiri wisuda 2500 hafiz Qur'an yang terdiri dari anak-anak kecil Palestina.Mereka memang dicetak untuk menjadi hafiz Qur'an.Bisa dibayangkan kehidupan mereka yang setiap hari terancam, tetapi tidak sedikitpun tergurat rasa sedih dari wajah mereka. Salah seorang ibu anggota dewan ingin memberi tips pada seorang penyapu jalanan.

Penyapu jalanan ? ya. padahal tiap hari selalu terjadi perang dan serangan.Dia tetap menyapu jalanan apapun yang terjadi.Saat ibu itu memberikan tips, dia menolaknya dengan alasan sudah menjadi pekerjaannya menyapu jalanan apapun yang terjadi , dan dia merasa malu jika dikasihani.

Bahkan salah seorang Imam Masjidil Aqsa mengharamkan siapapun muslim yang berkunjung dan shalat di Masjidil Aqsa namun tidak berjihad.

Seberapa sering kita ingin dimaklumi karena kekurangan kita?
Seberapa sering kita mengasihani diri sendiri ?
Seberapa sering kita berharap bantuan dari orang lain, bukan dari Allah SWT ?

Dibandingkan dengan saudara kita disana , yang setiap hari terancam nyawanya.apakah masalah kita lebih berat?

Sampai huruf terakhir saya ketik pun saya selalu merasa malu bila berkeluh kesah tentang masalah yang sering saya hadapi padahal telah jelas jalan keluarnya.Hanya butuh kesabaran sedikit...

No comments:

Post a Comment